Cirebon -​malam itu, suasana Desa Silihasih terlihat begitu asri dan tenang, seolah menyambut kedatangan sosok berseragam cokelat yang sudah tak asing lagi bagi warga setempat. Dia adalah Aipda Imron, Kanit Binmas dari Kepolisian Sektor setempat, yang hari itu melaksanakan agenda rutinnya: “Sambang Warga dan Desa.”
​Dengan langkah santai namun penuh wibawa, Aipda Imron menyusuri jalanan desa. Senyum ramah selalu terukir di wajahnya ketika berpapasan dengan warga. “Selamat pagi, Pak Haji,” sapanya kepada salah satu tokoh masyarakat yang sedang duduk di teras rumah.
​Tujuan utama kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan membangun jembatan komunikasi dan kepercayaan antara kepolisian dengan masyarakat. Aipda Imron percaya bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan kehadirannya di desa harus mampu menjadi solusi, bukan hanya sekadar penindak.
​Di Balai Desa Silihasih, ia bertemu dengan Kepala Desa dan beberapa perangkat desa. Diskusi pun mengalir hangat. “Pak Kades, bagaimana perkembangan situasi Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) di sini? Adakah isu-isu yang perlu kita antisipasi bersama, terutama menjelang musim panen ini?” tanya Aipda Imron dengan nada serius namun bersahabat.
​Kepala Desa menjelaskan beberapa hal, mulai dari masalah peredaran bibit palsu yang mulai meresahkan petani, hingga pentingnya mengaktifkan kembali Pos Kamling di dusun-dusun terpencil. Aipda Imron mencatat semua masukan dengan saksama. “Baik, Pak Kades. Untuk masalah bibit palsu, kami akan segera berkoordinasi dengan Satuan Reskrim. Sementara untuk Pos Kamling, saya akan bantu fasilitasi pelatihan singkat tentang patroli dan penanggulangan bencana ringan,” janji Aipda Imron.
​Setelah dari Balai Desa, Aipda Imron tidak langsung beranjak. Ia memilih singgah di warung kopi milik Ibu Siti, tempat berkumpulnya pemuda desa. Di sana, ia berinteraksi langsung dengan pemuda-pemuda yang sedang santai.
​”Nah, ini dia ujung tombak desa. Saya titip pesan ya, Dik-adik. Jauhi narkoba, hindari tawuran. Energi kalian yang besar ini harus disalurkan ke hal-hal positif. Olahraga, bantu orang tua, atau ikut kegiatan Karang Taruna,” nasihatnya sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Ia juga mengingatkan agar pemuda desa tidak mudah termakan berita bohong (hoaks) yang bisa memecah belah persatuan.
​Menjelang malam , Bulan mulai meninggi. Sambang warga Aipda Imron di Desa Silihasih pun berakhir. Ia meninggalkan desa dengan membawa segudang catatan, informasi, dan yang terpenting, meninggalkan kesan positif yang mendalam di hati warga. Kehadiran Aipda Imron bukan hanya sebagai aparat penegak hukum, melainkan sebagai sahabat, pelayan, dan bagian tak terpisahkan dari warga Desa Silihasih.
​Misi hari itu sukses: keamanan desa tidak hanya dijaga oleh senjata, tetapi juga oleh keakraban dan rasa kekeluargaan yang telah ia tanamkan.